Monday, March 19, 2012

Aku dan Bapak Pengendara Sepeda Motor

Kemarin tengah malam…motor yang ku kendarai tiba-tiba berhenti di tengah jalan. Entah mengapa sebabnya aku tidak tahu. Karena semula motor tersebut kekendarai dengan lancer dan tidak ada masalah. Karena di penuhi oleh rasa penasaran aku buka tangki bensin.
Alamak, ternyata bensin habis. Alat pengontrol bensin di motorku memang mati dan aku ceroboh karenanya tidak mengecek bensin yang tersisa. Dengan rasa bingung yang ada di kepala aku tuntun motor tersebut untuk mencari pom bensin atau penjual bensin eceran terdekat. Namun setelah beberapa meter berjalan tidak kutemukan adanya pom bensin atau penjual bensin eceran.
Di tengah perjalanan berhenti sebuah sepeda motor yang dikendarai oleh seorang bapak muda dengan anak satu. “Kenapa mas?” , “Ayuk aku dorong”. Begitu katanya. “ini pak aku kehabisan bensin”, jawabku. “Ayuk aku anter”, tambahnya meyakinkan. “Makasih ya pak, arah bapak kemana?” tanyaku. “Deket ke situ Cijantung”. Dengan menyandarkan salah satu kakinya, akhirnya si bapak mendorong motor yang kukendarai.
Di tengah perjalanan akhirnya si Bapak memutuskan berhenti. “Begini saja mas, mas cari aja botol aqua yang kecil atau gelas aqua, nanti biar aku isikan bensin”, sarannya. Kuturuti permintaan si Bapak. Setelah itu di cabutnya selang bensin dari motornya kemudian di isikan ke dalam botol tersebut. Tidak sedikit juga bensin yang di isikan ke botol tersebut. Hampir penuh botol tersebut di isi bensin dari motor si bapak. Dengan sedikit rasa khawatir aku bertanya kepada si bapak, “ga papa nih pak? Bensin bapak di berikan ke saya?”. “ Ga papa, wong saya deket ke Cijantung itu”, ujarnya. Kemudian si bapak bercerita tentang beberapa alasan dia menolong aku. Ternyata itu sudah menjadi kebiasaan si bapak untuk menolong orang di jalan. “biasa mas sesame pengendara motor”, ujarnya.
Dalam hati aku tertegun. Beginilah hendaknya Indonesia. Cermin budaya Indonesia. Ramah, saling tolong menolong dan tanpa pamrih atau maksud tujuan lain. Bahkan terhadap orang yang baru di kenal sekalipun. Hendaknya inilah yang menjadi potret bangsa ini dan menjadi cerminan untuk bangsa ini agar lebih mengedepankan sopan santun dan saling kasih mengasihi dan bukan budaya kekerasan yang makin berkembang hingga saat ini. Semoga ini menjadi panutan dan contoh sekaligus cerminan bangsa ini. Kepada Si bapak pengendara motor, Terimakasih atas bantuan yang di berikan. Semoga aku pribadi dapat mencontoh apa yang bapak telah lakukan. Amien. Ya Tuhan, perkenankanlah. Amien.
Read More..