Wednesday, July 27, 2011

MASJID SEBAGAI WAHANA KETAHANAN PEROKONOMIAN RAKYAT


Saat saya akan menulis ini sempat terifikir pasti akan ada pro kontra yang lumayan di sana. Akan tetapi saya menulis ini hanya sekedar pandangan saja dan tidak memiliki niat apapun.
Beranjak dari pemikiran saya ketika mengamati roda/ laju masuk dan keluarnya uang di masjid, timbul secercah pemikiran. Pemikiran ini mungkin bisa di pandang sebagian orang baik, tapi juga sebaliknya. Namun maksud saya menulis ini tidak lain demi kebaikan saja dan tidak memiliki tendensi apapun. 
Suatu hari...saya sholat di sebuah masjid yang masih dalam taraf pengembangan pembangunan. Kesan yang saya tangkap ketika memasuki pelataran masjid, bahwasanya manajemen dan pengelolaan masjid disini lumayan profesional. Didalam masjid (masih di serambi masjid) duduk 2 orang petugas dengan 3 meja kecil yang diatasnya di letakkan kwitansi shodaqoh. Mulai dari pecahan yang paling kecil Rp.5000 hingga ratusan ribu.
Dan yang membuat saya kagum lagi adalah jumlah laju masuk keluarnya uang lumayan besar serta kas yang tertera pun lumayan besar pula.
Kemudian saya berfikir, seandainya saja uang tersebut dapat di kelola dengan baik tentu akan memberikan manfaat yang jauh lebih besar.

Konsep Dasar pengelolaan Masjid
Metode penghimpunan dana yang di gunakan untuk operasional masjid pada umumnya adalah menarik dana dari masyarakat yang berupa infaq atau shodaqoh kemudian di salurkan dalam bentuk pengembangan dan pemeliharaan masjid serta  kemasyarakatan dalam bidang ubudiyah. Konsep ini telah berlangsung terus menerus hingga kini dan hampir merata di seluruh masjid yang ada. Kotak amal yang berjalan ketika sholat jum'at, Infaq atau shodaqoh dari masyarakat, menarik sumbangan dari para pemakai jalan di sekitar masjid adalah bentuk-bentuk penghimpunan dana untuk masjid. Listrik, pembangunan masjid, Marbot, Majelis Ta'lim, Pengajian mingguan atau harian, Perayaan hari-hari besar islam, dan lain-lain, adalah bentuk pengeluaran anggaran masjid.

Mengubah Konsep yang ada.
Alangkah indahnya jika Masjid tidak lagi bergantung kepada masyarakat bahkan lebih indah lagi jika masjid dapat menopang kehidupan masyarakat. Sehingga masjid menjadi pusat sokoguru perkonomian masyarakat. Hal itu mudah dan sangat mungkin di lakukan.
Mulailah dengan kemandirian masjid. Dana yang diperoleh dari masyarkat diputar untuk mendirikan badan usaha. Bisa berupa koperasi atau badan lain yang bersifat ta'awuniah. Ajak Masyarakat untuk turut serta dalam keanggotaan koprasi masjid. Kelola dengan baik...Insya Allah jika management baik dan prinsip ta'awuniah dan prinsip koperasi di jalankan maka masjid akan mampu menopang perkonomian masyarakat

0 komentar:

Post a Comment